Estimasi adalah salah satu proses
utama dalam proyek konstruksi untuk mengetahui besarnya dana yang harus
disediakan untuk sebuah bangunan. Pada umumnya, sebuah proyek konstruksi
membutuhkan biaya yang cukup besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam
penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di
dalamnya. Bagi pemilik proyek
(owner), estimasi biaya
diperlukan sebagai pegangan dalam menentukan kebijakan yang dipakai untuk
menentukan besarnya investasi yang harus dilaksanakan.
Contoh :
Estimasi biaya konseptual adalah
estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan yang akan dibangun.
Contoh:
Untuk rumah SEDERHANA seluas 70m2
(belum ada gambar rencana dan spesifikasi).
Biaya satuan rumah sederhana
adalah Rp. 750.000 per meter persegi.
Maka biaya total (biaya
konseptual) adalah 70m2 x Rp. 750.000/m2 = Rp. 52.500.000,- (akurasinya -30%
hingga +50%) Untuk rumah MEWAH seluas 500m2 (belum ada gambar rencana dan
spesifikasi).
Biaya satuan rumah mewah adalah
Rp. 3.750.000 per meter persegi.
Maka biaya total (biaya
konseptual) adalah 500m2 x Rp. 3.750.000/m2 = Rp. 1.875.000.000, (akurasinya
-30% hingga +50%) Bila rencana rumah di atas telah memiliki dokumen rencana
yang lengkap (rumah sederhana dengan luas 68 m2, rumah mewah menjadi 479 m2),
maka estimasi biayanya dapat dilakukan secara detail dengan menghitung volume
dan biaya satuan tiap komponen bangunan sehingga diperoleh biaya total yang lebih
akurat (-5% hingga +15%). Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan
persyaratan atau kontrak.Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya
diperlukan:
–
Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator,
seperti membaca gambar, melakukan estimasi (perhitungan), dll.
–
Personal judgement berdasarkan pengalaman
estimator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar